Resensi Film

Resensi Film Baru, baca resensinya dan nikmati filmnya...


serentak di seluruh Indonesia dan 8 negara laennya, Mesir, Brunei, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Taiwan dan Australia per tanggal 11 Juni 2009 Film Ketika Cinta Bertasbih produksi Sinemart Pictures yang disutradarai oleh Chaerul Umam yang diadaptasi dari Novel yang berjudul sama Novel Ketika Cinta Bertasbih akan beredar di bioskop. Meski belum diputar di Indonesia, film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) telah tampil di Festival Film Cannnes 2009.

19 film Indonesia yang dibawa ke Cannes diantaranya Ayat Ayat Cinta, Generasi Biru, Bukan Cinta Biasa, Eiffel; i'm in love, serta Jamila dan Sang Presiden. Ada pula beberapa film horor yang juga disertakan ke Cannes, di antaranya film Mati Suri, Pocong, dan sebagainya. KCB merupakan satu dari 19 film Indonesia yang lolos seleksi untuk dipromosikan di Festival Film Cannes 2009 yang berlangsung 13-23 Mei 2009. Film ini merupakan film adaptasi dari novel milik Habiburrahman El Shirazy. Film ini disebut-sebut sebagai film termahal di Indonesia dengan biaya hampir Rp20 miliar.

Berbeda dengan karya sebelumnya, terutama Ayat Ayat Cinta, yang mengeksplorasi kisah seorang mahasiswa yang haus ilmu, novel Ketika Cinta Bertasbih, mengeksplorasi sosok mahasiswa yang berjiwa entrepreneur. Jadilah novel ini sebuah novel yang penuh dengan spirit entrepreneurship.

Jiwa entrepreneneurship seorang Habiburrahman nampak sangat kuat dan diwujudkan dalam tokoh utama. Perjalanan panjang tokoh utama, yang penuh dengan lika liku dunia entrepreneur, berhasil di gambarkan Habib dengan sangat memukau.

#Sinopsis Film Ketika Cinta Bertasbih :

Ketika Cinta Bertasbih berfokus pada perjalanan tokoh Khairul Azzam (M. Kholidi Asadil Alam), seorang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Kairo-Mesir. Kuliahnya tertunda selama 9 tahun setelah ayahnya meninggal dunia. Maka demi menghidupi dirinya dan keluarganya di Solo, Azzam berdagang bakso dan tempe di Kairo-Mesir. Dari pekerjaan yang dijalaninya dan penampilan Azzam yang sederhana, gigih dan religius, Azzam menjadi terkenal di kalangan KBRI di Kairo, dan mempertemukannya dengan Eliana (Alice Sofie Norin), gadis cantik nan modern, putri Dubes RI di Mesir.

Kehidupan dan kisah cinta Azzam yang berliku tidak sekedar memberikan pencerahan jiwa, namun mengajak penonton untuk lebih mendalami rahasia Illahi dan memaknai cinta. Kehadiran Anna (Oki Setiana Dewi), seorang wanita Islami yang menggoda hati Azzam menjadi unsur yang mengikat keduanya dalam sebuah misteri cinta yang seolah tak berujung. Dikemas dengan manis dalam sudut pandang yang sangat berbeda dari film-film drama romantis pada umumnya. Peran adiknya bernama Husna (Meyda Sefira), serta Furqan (Andi Arsyil) teman kuliahnya yang juga berasal dari Indonesia dan terinfeksi AIDS merangkum perjalanan hidup Azzam menjadi sebuah cerita yang sangat bernilai.

Film ini juga didukung oleh belasan artis kawakan senior papan atas, seperti Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Didi Petet, El Manik, Ninik L. Karim, Meidiana Hutomo, Chaerul Yanthi dan Aspar Paturusi, Nungki Kusumastuti, bahkan sastrawan-Taufik Ismail pun muncul sebagai cameo. Ilustrasi musik dan soundtrack ditangani oleh Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Tak ketinggalan Krisdayanti ikut tampil sebagai salah satu pengisi album soundtrack Mega Film Ketika Cinta Bertasbih. Namun untuk peran tokoh utama diberikan pendatang baru yang bener-bener baru di dunia film, seperti Oki Setiana Dewi sebagai Anna, M. Kholidi Asadil Alam sebagai Azzam dan Andi Arsyil Rahman (Furqon). Secara tampang sih lumayan ya, saya hanya menyayangkan kenapa Azzamnya disini ga Dude Harlino aja, kayaknya bakal lebih bagus nih film

Seluruh latar belakang dalam novel dihidupkan dengan pengambilan gambar dari lokasi sebenarnya di Kairo, Mesir. Syuting dilakukan 31 Oktober - 26 Nopember 2008, bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir, seputar Kota Kairo dan Alexandria, Bandar Udara Internasional Kairo, Sungai Nil, Piramid Giza, bahkan Universitas Al Azhar yang selama ini tidak memperbolehkan film asing melakukan syuting di lokasi tersebut. Penggambaran setting yang begitu indah dan menganggumkan merupakan nilai plus dari film ini, yang tidak ditemukan dalam film nasional di beberapa dekade terakhir.

Ost. Ketika Cinta Bertasbih (Melly Goeslaw & Amee)

Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta
situs resmi Film Ketika cinta bertasbih di web www.filmketikacintabertasbih.com

Film berdurasi 124 menit yang dijadwalkan ditayangkan pada bioskop - bioskop di Indonesia 11 Juni nanti disayangkan bila tidak ditonton karena menayangkan cinta segi empat dibalut romantisme Mesir.

Film yang disyuting juga di Jakarta, Solo, Yokyakarta dan Magelang selama 13 hari itu menjadi benang merah menyatukan makna cinta dan kehidupan dalam satu titik keimanan.

Film Ketika Cinta Bertasbih produksi Sinemart Pictures ini memotivasi pemuda agar hidup mandiri, sekali pun menekuni kuliah di Mesir. Penulis novel Ketika Cinta Bertasbih yang difilmkan Habiburrahman El Shirazy kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, film dibuat agar pemuda siap menjalani masa depan dengan motivasi tinggi.

Film yang disutradai Chaerul Umam dan penulis skenario Imam Tantowi itu, kata Habiburrahman, diinspirasi ketika menjadi dosen di Solo yang menemukan sejumlah mahasiswanya tidak menyelesaikan skripsi. Mereka beralasan belum siap jadi sarjana karena khawatir "jatah" dari orang tua terputus. "Sejumlah mahasiswa itu khawatir `jatah` terputus dan dikejar orang tua agar bekerja atau menikah," ujar Habiburrahman yang akrab disapa Kang Abik.

Dia mengharapkan film Ketika Cinta Bertasbih mampu menarik perhatian penonton di atas 5 juta orang. Setelah "Film Ayat - Ayat Cinta ditonton sebanyak 3,6 juta penonton. Jadi film Ketika Cinta Bersemi yang dalam bentuk novel saja dibaca sejuta lebih orang dipastikan melonjak peminatnya," kata Kang Abik.
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 comments:

Post a Comment

Related Post