Resensi Film

Resensi Film Baru, baca resensinya dan nikmati filmnya...

Panggung layar lebar menyambut moment politik dengan hingar bingar Pemilu 2009 yang tinggal hitungan hari semakin santer jadi perbincangan masyarakat. DFM dan Ninefx Production memproduksi film dengan genre komedi politik, bertajuk CAPRES (CALO PRESIDEN).

Untuk mewujudkan impian menjadi film parodi politik, Shanker selaku produser tidak tanggung-tanggung menggaet beberapa artis pemeran karakter untuk mendukung film ini. Aktor Dwi Sasono, Sujiwo Tejo bersama tim parodi REPUBLIK MIMPI membintangi film ini. Tidak ketinggalan para bintang seksi Catherine Wilson dan Happy Salma turus menyemarakkan film ini.

"Ini benar-benar seperti mimpi buat saya, berperan sebagai Presiden menjadi impian saya, memerankan seperti ini. Apalagi main dengan mas Sujiwo Tejo dan teman-teman REPUBLIK MIMPI, beserta Catherine Wilson dan Happy Salma. Ini akan jadi film parodi pertama yang akan bagus sekali," ungkap Dwi Sasono dalam syukuran produksi di Kantor DFM, di bilangan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (2/4).

Beragam isu politik dan peristiwa yang mewarnai pemilu tersebut menjadi bahan bagi Shankar, seorang produser yang terkenal dengan film-film horornya untuk dijadikan tema film terbarunya dengan judul “Capres” (Calo Presiden).

Film “Capres” akan menyajikan hiruk pikuk pemilu dan dunia politik yang penuh intrik secara menggelitik namun tetap berisi. Sederet bintang ternama akan memperkuat film ini, seperti Dwi Sasono, Catherine Wilson, Happy Salma dan Sujiwo Tejo. Bukan hanya bintang papan atas yang bakal muncul dalam film ini, para tokoh politik nasional pun akan turut ambil peranan di film ini.

penggarapan film parodi politik ini dipercayakan pada sutradara Toto Hoedi yang pernah sukses lewat Film “Horor” dan Film “Hantu Aborsi”. Untuk meramaikan parodi dalam film ini , turut serta membantu dalam produksi yaitu team “Republik Mimpi” yang sering tampil di layar kaca.

Kisah “CaPres” sendiri bermula saat Hartono (Dwi Sasono) seorang office boy yang jujur dan lugu dengan gelar sarjana ekonomi ditunjuk menjadi Ketua Umum Parpol yang korup. Para pengurus Parpol itu berharap Hartono yang lugu bisa disetir dalam menjalankan kebijakan partai. Hal ini ditunjukan agar dana yang terkumpul dari para pejabat dan pengusaha sebagai modal kampanye dapat dipertahankan meski Ketua Umum mereka yang asli sedang dibui KPK.

Berawal dari sebuah penangkapan oleh KPK yang mengakibatkan penahanan seorang pemimpin partai politik yang maju sebagai calon presiden. Akhirnya mereka memutuskan mencari orang yang bisa dijadikan boneka dengan kriteria yang kacangan dan tidak masuk akal mereka mencari pemimpin yang bisa menjadi tumbal dan hanya sebagai alat mereka mencari keuntungan dengan criteria lugu.

Sampai mereka menemukan seorang staf administrasi kantor yang lugu dan mau diangkat sebagai karyawan di kantor tersebut dengan gaji 2 juta lima ratus, dia sangat bahagia sekali, dengan tugas yang sangat mudah.

Masalah muncul saat perasaan dan kata hati mulai bertanya, benarkah apa yang dia lakukan, karena dia melihat secara terang-terangan kejahatan yang di lakukan sama teman-temannya di partai. Akhirnya si jujur menang, namun ada ancaman pada saat ingin dilantik menjadi presiden.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

1 comments:

This comment has been removed by a blog administrator.

Post a Comment

Related Post